23/02/12

Penantian Rania


Hari ini Rania ulang tahun yang ke-13 tepat tanggal 9 September 2011. Ulang tahuhnya dirayain di rumah mewahnya. Meski tak dirayain gede-gedean tapi meriah. Semua temannya ia undang tuk datang ke acara ulang tahunnya. Termasuk Reno, temen Rania satu kelas dan satu band dengan Rania. “Reno ayo masuk” Ajak Rania. “Owh iya.. Happy Birthday ya.. God Bless you” Kata Reno. “Thanks” Jawab singkat Rania. Reno adalah cowok yang care dengan Rania, begitu pula Rania. Mereka selalu bersama dalam setiap kesempatan.


Setiap hari dan setiap latihan band dimana ada Reno pasti ada Rania. Di band Rania sebagai vokalis. Suaranya merdu sekali. Kalau Reno sebagai gitaris. Reno sangat mahir memainkan gitar. Piala the best player banyak yang ia dapat.


Hari ini tiada latihan band, Reno asyik bermain PSnya. Jam masih menunjukkan 13 : 13. Tiba-tiba HPnya bergetar tanda SMS masuk. Ternyata yang SMS Rania. “Reno, aQ sadar kaLau kita tLah bnYak meLalui haL beRdua. Aq inGin kamu tau pRasaanqu kLau aQ suKa sama kamu” Begitu isi SMS Rania. “Sbenernya aku juga suka sama kamu, tapi aku masih menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan” Batin Reno yang tak mau membalas SMS Rania.


Disisi lain Rania galau menunggu balasan SMS dari Reno. “Aduh, Reno kogk gak bales SMS ku sih” Kata Rania “Udah deh gak usah dipikirin lagian kogk jadi aku yang nembak, aku kan cewek.”


Esok hari Rania berpura-pura tak tau apa-apa saat bertemu Reno disekolah. “Nia, tungguin donk??” Teriak Reno dari kejauhan. Rania pun berhenti sejenak menunggu Reno yang memenggilnya tadi. “Ehc!!” Kata Rania. “Kenapa?” Jawab Reno yang berpura-pura tak tau apa-apa. “Gak jadi deh.” Balas Rania. “Kekantin yuk? Laper nih” Ajak Reno. “Ea” jawab Rania. Mereka pun melangkah menuju kantin.


Belum genap setahun Rania masih menunggu jawaban itu. Entah kenapa Reno tak juga menjawab permintaan itu. Saat pulang sekolah Reno dan Rania pulang bersama. “Ini saat yang tepat untuk ku tnya lagi” Batin Rania. “Reno Jawabannya mana?” Tanya Rania. “Ehm, nanti kamu kalau tahu sendiri” jawab Reno yang langsung tanggap dengan pertanyaan Rania. “Masak aku harus nunggu satu tahun sih? Itukan lama” Omel Rania. “Kata siapa sebentar, perasaan belum ada setahun deh?” Balas Reno “SMS mu aja masih aku save”. “Ohc ya.. Wow..” Balas Rania. Reno pun masih belum memberi jawaban yang pasti kepada Rania.


“Rania aku pulang dulu ya?” Kata Reno. “Oh iya” Balas Rania. Tak lama dari itu Rania mimisan dan pusing. “Aduh kenapa aku ini?” Kata Rania lalu pingsan. Beberapa orang yang lewat sebelah Rania menolongnya dan membawanya ke rumah sakit.


Rania pun siuman “Dimana aku?”. Lalu ia terbangun dan menuju tempat dokter yang didekatnya. “Dokter, aku sakit apa?” Tanya Rania. “Sebenarnya saya harus  memberi tahukan penyakit anda ke orang rua anda” Kata Dokter itu. “Dokter, tolong beri tahu saya” Paksa Rania. “Anda terserang kanker darah. Stadiumnya pun sudah akut” Kata dokter. Rania pun shock mendengar pernyataan dokter tadi.


Ditaman, Rania meratapi nasibnya. “Ya Tuhan, kenapa aku Kau beri cobaan seberat ini? Apakah aku kuat menghadapi cobaan ini?” Kata Rania. “Aku harus merahasiakan penyakit ku ini”. Rania pun memutuskan untuk merahasiakan penyakitnya. “Aku harus semangat” Senyum manis pun mulai terpasang dibibir tipisnya.


Semakin lama Rania semakin sering mimisan dan pingsan secara tiba-tiba. Reno pun menghampiri Rania saat dia duduk ditaman. “Nia, aku besok tak masuk sekolah. Aku harus ke Australia, kakekku meninggal disana”  Kata Reno “Mungkin aku kembali tanggal 8 September besok lusa itu”. “Aku akan menantimu dan jawabanmu disini” Kata Rania yang berwajah pucat. “Aku janji. Aku pasti akan menjawab” Kata Reno.


Hari ini tanggal 7 September. Rania Merasakan sakitnya begitu hebat. “Aku harus kuat penantianku tak boleh gagal.” Kata Rania. Sekarang Rania jarang beraktivitas diluar rumah. Ia lebih banyak menghabiskan waktu dikamarnya.


Tiba-tiba Rania merasakan sakit yang begitu hebat untuk kedua kalinya. Mimisan yang ia keluarkan lebih banyak dibanding biasanya. “Aku harus menulis surat untuk Reno. Aku tlah membuktikan penantian ku. Ku rasa ajal semakin dekat denganku” Kata Rania yang sedang menulis surat disecarik kertas yang sebagian berlumur darah mimisannya.


Kabar duka menggema bahwa Rania telah meninggal dunia. Suara tangis orang tua Rania pun terdengar. “Rania jangan tinggalin mama” Kata Mama Rania sambil menangis tersedu-sedu. “Sudah Ma, ini memang sudah takdir” Kata Papa Rania yang berusaha menenangkan Mama Rania. Setelah dikafani, Rania dimakamkan di tempat pemakaman keluarga besar Rania. Disitulah penantian Rania terkubur.


Reno pun telah datang dari Australia. “Ahc, hari ini aku tak kerumah Rania. Besokkan hari ulang tahunnya yang ke-14. Sekalian buat surprise buat dia”.


Keesokan hari tlah tiba. Reno telah siap pergi careumah Rania sambil membawa roti tart kesukaan Rania. Ia tak mengerti kalau Rania tlah meninggal.


Sesampainya dirumah Rania. “Tok.. Tok..” Reno mengetuk pintu rumah Rania. Mama Rania membukakan pintu. “Rania ada tante?” Tanya Reno. “Rania.. Rania” Kata Mama Rania yang hampir menangis. “Rania kenapa tante?”. “Rania udah meninggal Ren..” Jawab Mama Rania sambil menangis. Reno tak kuasa menahan tangis. Kue tart yang ia bawa jatuh. “Ini ada surat dari Rania” Kata Mama Rania sambil memberikan surat itu ke Reno. Reno pun segera pergi dari rumah Rania.


Ditaman tempat mereka biasa bercanda dan tempat mereka terakhir bertemu Reno membaca surat itu, sambil menitihkan air mata.


                       


Dear Reno





Reno, maafkan aku bila aku tak memberi tahumu kalau aku mempunyai penyakit kanker darah. Dan bila kamu tak menjawab juga tak apa. Aku sudah ikhlas. Tapi ku tlah membuktikan penantiaan ku hingga ajal menjemputku.





                                                        Rania Putri






Reno pun segera pergi ke tempat peristirahatan Rania yang terakhir. Ketika Reno tlah disebelah makam Rania. Reno pun menangis “Nia, kenapa kamu tinggalin aku, padahal aku akan mengungkapan perasaanku di hari ulang tahunmu ini” Kata Reno sambil menangis “Selamat ulang tahun ya Nia, aku menyesal tlah membuatmu menunggu. I LOVE YOU”. Sambil mengelus nisan Rania. Reno meletakkan setangkai mawar merah di atas makam Rania, yang mengubur jasad dan penantiannya pada Reno.





By : Shelyan Astuti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar