16/02/12

Facebook Menyebabkan Kelainan Psikologis?

Media sosial  diciptakan dengan tujuan untuk mempermudah setiap orang untuk berhubungan dengan teman-temannya ketika mereka tidak bisa bertemu secara langsung. Ironisnya, hasil sebuah studi baru-baru ini malah menggambarkan hal yang sebaliknya.

Dr. Larry Rosen, profesor psikologi dari California State University, mengatakan bahwa penggunaan Facebook berlebihan menimbulkan gangguan psikologis pada remaja.
Dalam studinya, Rosen menggunakan survei melalui komputer yang disebarkan ke 1000 remaja di perkotaan ditambah dengan pengamatan selama 15 menit terhadap 300 remaja.

Ia menyampaikan hasil studi tersebut dalam presentasinya yang berjudul “Poke Me: How Social Networks Can Both Help and Harm Our Kids” pada Pertemuan Tahunan ke-119 American Psychological Association.



Berikut efek samping negatif yang ditemukan oleh Rosen, seperti dikutip dari Mashable:

    Berkembangnya ciri kepribadian narsistik pada remaja yang sering menggunakan Facebook.

    Adanya gangguan psikologis lainnya seperti perilaku antisosial, mania dan kecenderungan agresif pada remaja yang populer di Facebook.

    Kecenderungan bolos sekolah semakin meningkat, muncul keluhan sakit perut, gangguan tidur, cemas dan depresi pada remaja yang menggunakan teknologi secara berlebihan, termasuk Facebook dan video game.

    Prestasi akademis yang buruk  pada siswa SMP, SMA dan mahasiswa yang mengecek Facebook minimal satu kali pada saat pengamatan 15 menit oleh Rosen.

    Ketekunan membaca sangat berkurang jika siswa membaca sambil membuka Facebook.

Namun, Rosen juga menemukan suatu hal yang positif dalam studi ini, yakni empati virtual.

Selama ini orang menganggap empati hanya muncul jika seseorang berinteraksi secara langsung, di mana kata-kata lembut, pelukan dan ekspresi wajah yang lunak akan memperbaiki mood seseorang.

Rosen mengatakan bahwa remaja yang sedang dilanda masalah di Facebook, ternyata menerima rasa empati yang sama besarnya dengan empati yang diberikan dengan cara berinteraksi langsung ketika seorang teman mencoba menghiburnya di Facebook.

Empati virtual ini diharapkan akan terbawa ke kehidupan sehari-hari dan mengajari para remaja untuk berempati terhadap orang lain di sekitarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar